Buku Islam Laris di Perancis Usai Tragedi Charlie Hebdo

Tragedi penembakan ke kantor majalah satir Perancis, Charlie Hebdo, nyatanya menyebabkan tumbuhnya ketertarikan pelajari Islam. Dalam sebagian bln. selesai tragedi itu, buku-buku bertopik Islam terjual laku, serupa dengan fenomena selesai tragedi 11 September di Amerika Serikat.

Persatuan toko buku Perancis mencatat kenaikan penjualan buku-buku Islam. Dalam kuartal pertama th. 2015, penambahan angka penjualan buku-buku itu meraih tiga kali lipat di banding periode yang sama th. lantas.

Penambahan ini dapat dihadapi majalah filsafat 'Philosophie'. Ini karena majalah itu mempunyai suplemen spesial yang mengulas Alquran.

 " Saat ini kenaikan penjualannya condong bertahan lebih lama lantaran Islam selalu menyebabkan permasalahan geo-politik, " tutur yang memiliki Penerbit Al Bouraq, Mansour, diambil Dream. co. id dari dailymail. co. uk, Senin, 6 April 2015.

Al Bouraq adalah penerbit yang konsentrasi menerbitkan buku-buku Islam serta Timur Tengah. Penerbit ini mencatatkan penambahan penjualan sebesar 30 % selesai tragedi Charlie Hebdo.

Walau sekian, Mansour mengingatkan beberapa orang yang membaca Alquran tanpa ada 'ditemani' serta menarik rangkuman sendiri perihal ayat-ayat suci itu. Hal semacam itu ditujukan untuk hindari ada kekeliruan pemahaman dalam membaca ayat-ayat Alquran.

Anjuran ini menyusul timbulnya grup militan ISIS yang sudah mengklaim mewakili Islam. Walau sebenarnya, pada praktiknya mereka demikian jauh dari ajaran Islam yang penuh damai.

Menurut penerbit Hebdo Livres, jumlah buku yang diterbitkan di Perancis th. lantas 2 x semakin banyak yang didedikasikan untuk Islam dari pada Kristen.

Pada pameran buku paling besar di Perancis pada bln. Maret lantas, buku yang paling laku yaitu 'A Christian Reads The Koran' yang disebut bikin lagi dari penerbit Le Cerf yang terbit pertama kali pada th. 1984.

Penambahan penjualan ini berlangsung menyusul makin banyak warga Perancis yang mau mengerti Islam. Sampai kini, Islam senantiasa dilihat juga sebagai agama penyebar teror.

Pengetahuan ini diserap oleh beberapa warga Perancis tanpa ada mengacu pada sumber aslinya. Atas hal semacam itu, mereka mau mencari jawaban perihal anggapan itu dengan membacanya dari sumber paling utama ajaran Islam, Alquran.

 " Seseorang wanita Katolik datang untuk beli salinan Alquran, lantaran dia mau mengerti sendiri apakah Islam yaitu agama kekerasan atau bukanlah, " kata Yvon Gilabert, yang memiliki kedai buku di Nantes.

Di samping itu, ada juga beberapa warga Perancis yang mau tahu pelbagai interpretasi Islam berkenaan permasalahan sosial. Satu diantaranya tentang ekstrimisme.

 " Saya rasa kita butuh tahu bagaimanakah agama lihat ekstrimisme di saat lampau, supaya kita bisa lihat sendiri perihal apa yang di tawarkan agama itu, " tutur Patrice Besnard, pelanggan buku-buku agama di Paris.
Share on Google Plus

About Unknown

Redaksi Post merupakan Media Online Indonesia yang mengangkat berita-berita terhangat setiap harinya yang dikemas secara lengpak dari sumber terpercaya.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar