Seseorang pendeta liberal terpenting sudah memperoleh kecaman dari pengikut tradisionalis Anglikan sesudah membiarkan orang Muslim salat di gerejanya.
Pendeta Giles Goddard dari St John di Waterloo di pusat kota London, Inggris berhimpun dalam acara dengan membaca sisi dari Alkitab di acara 'Masjid Inklusif'. Dia lalu meminta jemaat untuk memberikan pujian pada 'Tuhan yang kita cintai, Allah', seperti yang dilaporkan Daily Mail.
Hal semacam ini disangka jadi pertama kalinya service Islam diadakan di Gereja Inggris serta sudah menyebabkan kritik dari ulama evangelical. Pendeta Ortodoks menyampaikan acara itu melawan hukum kanon, yang melarang tiap-tiap ketidaksamaan dari kebaktian resmi.
Mereka memiliki pendapat bahwa hal semacam itu dapat 'menyerang' orang Kristen yang terasa dianiaya lantaran iman mereka.
Gereja St John's di London Inggris
Disamping itu Goddard membela keputusannya, yang menuturkan dari service dapat 'sangat bergerak'. Dia menyampaikan tujuannya cuma untuk tawarkan orang dari agama lain 'tempat untuk berdoa
Dia menyampaikan di website Christian Today bahwa semua suatu hal gerejanya kerjakan yaitu legal serta dalam dasar uskup. Goddard menyampaikan ia cuma tawarkan orang Muslim tempat untuk sembahyang serta menyampaikan bahwa tiap-tiap agama mempunyai 'Tuhan yang sama'
Dia memberikan : " Gereja St John sangatlah menyongsong karenanya. Kami mengerti Allah juga sebagai Tuhan murah hati, Allah yang menghormati cinta serta menghormati kehidupan. Kami coba serta meyakinkan kita hidup itu keluar. Dalam makna bahwa kita terasa sangatlah benar Anglikan. "
Rev Stephen Kuhrt, pendeta dari Gereja Kristus, New Malden, menyampaikan : " Saya terperanjat oleh islamophobia serta saat beberapa orang mempersiapkan hiruk-pikuk anti-Muslim, namun pendeta dari St John Waterloo sudah lakukan suatu hal yang betul-betul ilegal, yakni untuk sangat mungkin orang Islam dapat melaksanakan ibadah di gerejanya, serta ia turut berperan serta juga. "
Beberapa kritikus menyampaikan bahwa Goddard sudah tidak mematuhi batas nya dengan mengenalkan agama lain.
Pendeta Robin Weekes dari kementrian Gereja Emmanuel Wimbledon, menyampaikan : " Permasalahan intinya tidak cuma hukum kanon sudah dirusak, namun itu juga menyinggung orang Kristen yang yakin bahwa cuma ada satu Tuhan.
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar