Tubuh Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengakui tidak untung lantaran jumlah iuran peserta dengan pembayaran cost faedah tak seimbang.
Terdaftar dari neraca keuangan 2014, jumlah iuran yang di terima dari peserta sebesar Rp 40, 7 triliun. Tetapi cost faedah yang telah dikeluarkan BPJS Kesehatan meraih Rp 42, 6 triliun.
Kepala Humas BPJS Kesehatan Irfan Humaidi menuturkan, potensi yang sama masih tetap bakal berlangsung di th. ini. Tetapi persoalan itu telah memperoleh jaminan dari pemerintah untuk menutupi selisih itu.
" Intervensi pemerintah tak dapat keluarkan ketentuan unmtuk menambah iuran lantaran APBN telah diketuk, jadi pemerintah bakal menukar dana ke BPJS Kesehtan sebesar Rp 5 triliun untuk menutupi potensi miss match tadi, " kata Irfan waktu terlibat perbincangan dengan Liputan6. com, Sabtu (2/5/2015).
Dikatakannya, ada dua hal sebagai masalah potensi ada selisih cost faedah dengan iuran itu. Pertama, tingkat iuran yang disetujui sebesar Rp 19. 225 per jiwa dikira terlampau kecil.
Sesuai sama yang diusulkan oleh Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), idealnya iuran peserta BPJS Kesehatan sebesar Rp 27. 500 per jiwa. Jumlah itu dapat menghindar ada selisih itu.
Bukan sekedar itu, pola pendaftaran yang instan ketika beroperasinya BPJS Kesehatan juga jadi pemicu ke-2.
" Dahulu orang-orang itu yang mendaftar umumnya telah sakit, ingin masuk rumah sakit segera pada daftar, " tegas dia.
Dari laporan th. 2014, BPJS Kesehatan mencatat jumlah peserta sebesar 142, 4 juta jiwa. Untuk th. 2015, disebutkan Irfan bakal bertambah jadi 168 juta jiwa dengan tujuan beberapa pekerja penerima gaji.
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar