Presiden Joko Widodo memperoleh sambutan tepuk tangan meriah dari peserta sidang Konferensi Asia Afrika 2015 saat mengemukakan pidato pembukanya, Rabu (22/4/2015), di Jakarta. Dalam pidatonya, Jokowi mengkritik ketidakberdayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam hadapi ketimpangan global.
Awalannya, Jokowi menuturkan keadaan dunia sekarang ini yang masih tetap sarat dengan ketidakadilan serta kesenjangan. Negara Asia Afrika sekarang ini juga masih tetap bergulat dengan kesejahteraan serta kemakmuran.
Di segi lain, negara-negara kaya jumlahnya cuma seputar 20 % dari masyarakat dunia. Masyarakat terbesar malah ada di lokasi Asia Afrika, namun dengan keadaan penduduknya yang ada dalam kemiskinan.
" Semakin kentara saat PBB tak berdaya, mandat PBB sudah menafikan kehadiran tubuh dunia. Oke, kita bangsa-bangsa di Asia Afrika menekan reformasi PBB, " kata Jokowi yang segera memperoleh tepuk tangan meriah.
PBB, kata Jokowi, mesti berperan maksimal juga sebagai tubuh dunia yang memprioritaskan keadilan untuk seluruhnya bangsa. (Baca : Jokowi : Perjuangan Negara Asia-Afrika Belum Usai)
" Untuk saya, tidak seimbangan global makin menyesakkan dada, " ucap dia.
Jokowi juga menyinggung masalah utang KAA pada rakyat Palestina yang masih tetap belum merdeka. Dia lihat sekarang ini dunia seolah tidak berdaya melihat penderitaan rakyat Palestina.
" Kita tak bisa berpaling dari penderitaan rakyat Palestina. Kita mesti mensupport suatu negara Palestina yang merdeka, " tutur Jokowi yang kembali disambut sorak-sorai tepuk tangan.
Ada dalam pembukaan sidang KAA kesempatan ini yaitu 21 kepala negara serta kepala pemerintahan. Mereka salah satunya Presiden Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Presiden Kamboja Hun Sen, Raja Swaziland Mswati III, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, serta Raja Jordania Abdullah II.
Sidang KAA 2015 ini bakal berjalan sampai Kamis (23/4/2015). Sidang tingkat pemimpin negara itu bakal merumuskan ketentuan dari hasil sidang-sidang yang dikerjakan pada awal mulanya di level menteri serta kamar dagang.
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar